MONITORING
DAN EVALUASI
Dalam
membuat program ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti tahapan
membuat program mulai dari perencanaan hingga monitoring dan evaluasi
monitoring adalah
proses menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah proyek atau
program. Evaluasi adalah sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada
satu proyek atau program yang telah selesai. Biasanya kegiatan evaluasi
melibatkan penilai luar yang independen.
PRINSIP-PRINSIP
MONITORING DAN EVALUASI
Dalam melakukan
monitoring dan evaluasi, Kertsy Hobson menawaran dua belas prinsip dasar yang
dapat digunakan sebagai pedoman:
Pertama, mengapa perlu
melakukan monitoring dan evaluasi? Tahap awal sebelum melakukan monitoring dan
evaluasi adalah mengetahui alasan mengapa monitoring dan evaluasi dibutuhkan.
Kedua adalah
menyetujui prinsip-prinsip yang menjadi pedoman. Beberapa prinsip yang harus
dipenuhi adalah bahwa monitoring dan evaluasi harus relevan, berguna, sesuai
dengan waktu yang ditetapkan, dan kredibel.
Ketiga, menentukan program
atau proyek yang perlu dimonitor. Penting untuk menentukan program atau
kegiatan yang harus dimonitor berdasarkan pada tingkat prioritasnya. Dengan
demikian, perlu dipikirkan program mana yang akan dinilai, untuk periode kapan,
dan apakah program tersebut adalah aktivitas yang sedang berlangsung sehingga
perlu dimonitoring, atau sebagai rangkaian aktivitas yang sudah selesai
sehingga perlu dievaluasi.
Keempat adalah
menentukan siapa saja yang terlibat dalam setiap tahapan monitoring dan
evaluasi.
Kelima, adalah menentukan
topik kunci dan pertanyaan untuk melakukan investigasi.. Contoh pertanyaan
internal yang dapat diajukan kepada kelompok adalah: seberapa baik anggota
kelompok bisa bekerja sama dalam hubungannya dengan sumber daya manusia,
kepemimpinan, biaya, dan manajemen?
Keenam adalah
mengklarifikasi sasaran, tujuan, aktivitas, dan langkah-langkah untuk berubah.
Untuk dapat menilai kemajuan, perlu diketahui apa yang sedang diraih dan
bagaimana cara meraihnya dengan kembali melihat apa yang menjadi tujuan,
target, dan kegiatan yang sudah dilakukan. Beberapa konsep penting yang menjadi
kunci dalam strategi dan desain program atau proyek adalah :
1. Aim (dampak yang diinginkan), yaitu dampak akhir yang ingin
diraih pada kehidupan orang lain atau lingkungan sekitar.
2. Objective (tujuan; outcome yang diinginkan), yaitu
perubahan-perubahan yang perlu dilakukan untuk mencapai dampak yang diinginkan)
3. Output, yaitu hasil cepat yang diraih dari satu kegiatan yang
dapat berkontribusi terhadap tujuan yang ingin dicapai (objective).
4. Activities, yaitu kegiatan program atau kegiatan proyek yang
sedang dilakukan sebagai proses memperoleh output yang diinginkan.
5. Inputs, yaitu semua yang diperlukan selama melakukan kegiatan
program atau proyek, seperti manusia, keuangan, organisasi, teknis, dan semua
sumber daya sosial.
Ketujuh adalah
mengidentifikasi informasi yang perlu diketahui. Informasi yang diperlukan
biasanya ditujukan untuk memantau atau menilai apa saja yang berubah, memahami
mengapa bisa berubah, dan menginterpretasi perubahan.
Kedelapan adalah
memutuskan bagaimana informasi diperoleh. Biasanya data diperoleh melalui
berbagai sumber internal dan eksternal.
Kesembilan, menilai
kontribusi/pengaruh yang diberikan. Bagian penting dari M&E adalah menilai
pengaruh atau kontribusi kegiatan terhadap dampak atau outcome yang dapat
diobservasi.
Kesepuluh adalah
menganalisis dan menggunakan informasi. Tujuan utama dari monitoring adalah
untuk mendukung pengambilan keputusan internal dan perencanaan sehingga
dilakukan analisis secara periodik, menilai, dan menggunakan informasi tersebut
Kesebelas adalah menjelaskan data. Data yang dijelaskan sangat
bergantung pada tujuan. Data disampaikan kepada pihak pemangku kepentingan yang
relevan dengan data yang akan dijelaskan.
Kedua belas adalah tentang
etika dan proteksi data. Dalam etika memproteksi data, semua peserta atau
responden yang dilibatkan selama proses monitoring dan evaluasi wajib dijaga
kerahasiaannya.
MANAJEMEN
RISIKO
Manajemen
risiko merupakan salah satu hal wajib yang harus dilakukan dalam
merencanakan program sekolah. Manajemen risiko haruslah menjadi satu kesatuan
bagian yang tak terpisahkan dari pelaksanaan sistem manajemen di sekolah.
Risiko dalam
sebuah program merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasi segala sesuatu yang kemungkinan besar dapat terjadi,
termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan. Oleh
karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib melakukan
rangkaian analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari
pelaksanaan program sekolah.
Risiko tidak
dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan dikendalikan karena apabila
risiko tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan kerugian serta
hambatan, sehingga program sekolah yang telah direncanakan tidak
berjalan dengan baik Begitu pula sebaliknya apabila risiko
dapat dikelola dengan baik maka sekolah dapat meminimalisir segala
kerugian yang dapat menghambat jalannya program sekolah yang telah
direncanakan.
Pada akhirnya
perubahan-perubahan yang dilakukan sekolah akan menimbulkan suatu risiko, namun
tidak melakukan perubahan pun merupakan sebuah risiko oleh karena itu setiap
sekolah harus mengidentifikasi risiko dan merencanakan pengelolaannya. Apabila
semua sekolah dapat menerapkan manajemen risiko maka setiap kerugian akan dapat
diminimalisir. Adapun tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut:
- identifikasi jenis
risiko,
- pengukuran
risiko,
- melakukan strategi
dalam pengendalian risiko
- melakukan
evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar